Ulat
Ulat adalah tahap larva dari spesies dalam ordo Lepidoptera, yang mencakup kupu-kupu dan ngengat. Kebanyakan adalah pemakan tumbuhan walaupun beberapa spesies merupakan pemakan serangga. Kebanyakan ulat dianggap sebagai hama dalam pertanian. Banyak spesies ngengat dikenal karena tahap ulatnya menyebabkan kerusakan pada buah dan produk pertanian lainnya.
1. Kepala
2. Dada
3. Perut
4. Spirakulum
5. Kait anal
6. Tungkai perut (abdominal)
7. Segmen
8. Tungkai dada (thoracis)
9. Antena
Kebanyakan ulat memiliki badan panjang dan berbentuk gilig (silinder). Ulat memiliki tiga pasang tungkai yang sejati pada tiga segmen dada, ditambah dengan empat pasang tungkai semu yang disebut tungkai perut pada segmen tengah perut dan sering sepasang tungkai perut pada segmen perut terakhir. Ulat mempunyai sepuluh segmen perut.
Larva
Larva (Latin: larvae) adalah bentuk muda (juvenile) hewan yang perkembangannya melalui metamorfosis, seperti pada serangga dan amfibia. Bentuk larva dapat sangat berbeda dengan bentuk dewasanya, misalnya ulat dan kupu-kupu yang sangat berbeda bentuknya. Larva umumnya memiliki organ
khusus yang tak terdapat pada bentuk dewasa dan juga tidak memiliki
organ tertentu yang dimiliki pada bentuk dewasa. Suatu tahapan hidup
disebut larva apabila dalam bentuk itu memiliki aktivitas yang tinggi
(khususnya dalam bergerak dan mencari makanan).
Kelompok hewan yang memiliki tahap larva cukup luas, mencakup serangga, berbagai Porifera, ubur-ubur dan kerabatnya (Coelenterata), berbagai Crustacea, Echinodermata,
dan amfibia. Beberapa ikan yang baru menetas dari telurnya juga disebut
sebagai larva. Tidak semua serangga memiliki bentuk yang disebut larva,
karena hanya mereka yang menempuh jalur metamorfosis penuh
(holometabola) yang memiliki bentuk larva. Serangga yang yang hanya
menjalani metamorfosis tidak penuh (hemimetabola) bentuk mudanya disebut
nimfa (nympha).
Nama-nama khusus
Pada beberapa spesies, larvanya dapat mencapai pubertas dan tidak berkembang lebih lanjut menjadi bentuk dewasa. Kasus ini ditemukan pada beberapa newt, sebangsa amfibi sejenis salamander). Bentuk ini disebut neotoni.
Dalam bahasa sehari-hari, bentuk larva dikenal dalam berbagai nama.
Larva serangga kelompok kupu-kupu dan ngengat dikenal luas sebagai ulat. Larva lalat dan beberapa kumbang dikenal sebagai bernga (berenga) atau belatung, namun larva lalat buah
yang biasa ditemukan pada buah disebut sebagai "ulat" (buah) walaupun
secara fisik lebih merupakan bernga (karena tidak berkaki). Larva
kumbang besar (terutama Scaraboidea) dikenal sebagai uret. Ulat kayu yang dimakan orang atau untuk pakan burung timangan adalah juga uret. Larva nyamuk disebut jentik. Undur-undur
lebih dikenal orang karena larvanya membangun struktur mirip corong
terbalik di tanah pasiran untuk menjebak mangsanya. Larva udang dan
krustasea lainnya dikenal dalam tiga tahapan: nauplius, zoea, dan mysis. Larva katak dan kodok dikenal sebagai berudu.
Larva dari berbagai hewan memiliki nilai ekonomi, terutama digunakan
sebagai bahan pakan untuk hewan yang dipelihara. Uret kayu dan ulat hongkong dijual orang sebagai pakan burung timangan. Larva hewan air dijual sebagai pakan ikan akuarium. Benur (benih udang), secara salah kaprah disebut sebagai larva udang, diperdagangkan untuk ditebar di kolam pembesaran.
Larva dalam pertanian seringkali merupakan bentuk yang merugikan secara ekonomi karena daya makannya yang tinggi. Berbagai macam ulat merupakan hama
penting pada tanaman pertanian. Sejumlah larva lalat memakan atau
menggerek daun, buah, serta titik tumbuh batang sehingga menurunkan
hasil dan kualitas produk. Uret adalah hama yang sulit diatasi karena
memakan akar tumbuhan dari bawah permukaan tanah dan memiliki kemampuan
jelajah yang tinggi.
Kupu-kupu
Kupu-kupu & Ngengat | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Seekor ngengat saturnid | |||||||||
Klasifikasi ilmiah |
Kerajaan: | Animalia |
Divisi: | Rhopalocera |
Filum: | Arthropoda |
Kelas: | Insecta |
Ordo: | Lepidoptera |
Suku | |
|
Kupu-kupu dan ngengat (rama-rama) merupakan serangga yang tergolong ke dalam ordo Lepidoptera, atau 'serangga bersayap sisik' (lepis, sisik dan pteron, sayap).
Secara sederhana, kupu-kupu dibedakan dari ngengat alias kupu-kupu
malam berdasarkan waktu aktifnya dan ciri-ciri fisiknya. Kupu-kupu
umumnya aktif di waktu siang (diurnal), sedangkan ngengat kebanyakan aktif di waktu malam (nocturnal).
Kupu-kupu beristirahat atau hinggap dengan menegakkan sayapnya, ngengat
hinggap dengan membentangkan sayapnya. Kupu-kupu biasanya memiliki
warna yang indah cemerlang, ngengat cenderung gelap, kusam atau kelabu.
Meski demikian, perbedaan-perbedaan ini selalu ada perkecualiannya,
sehingga secara ilmiah tidak dapat dijadikan pegangan yang pasti. (van
Mastrigt dan Rosariyanto, 2005).
Kupu-kupu dan ngengat amat banyak jenisnya, di Pulau Jawa dan Pulau Bali saja tercatat lebih dari 600 spesies kupu-kupu. Jenis ngengatnya sejauh ini belum pernah dibuatkan daftar lengkapnya, akan tetapi diduga ada ratusan jenis (Whitten dkk., 1999). Kupu-kupu pun menjadi salah satu dari sedikit jenis serangga yang tidak berbahaya bagi manusia.
Siklus hidup
Kupu-kupu bisa bertelur sekali atau banyak kali setiap tahun. Jumlah keturunan setahun berbeda pada pengaruh iklim, yang mana kupu-kupu yang tinggal di daerah tropis mampu bertelur lebih sekali dalam setahun.
Telur
Telur kupu-kupu dilindungi oleh kulit berabung keras yang disebut khorion ditutupi dengan lapisan anti lilin yang melindungi telur dari terjemur sebelum larva sempat berkembang sepenuhnya., Setiap telur memiliki pori-pori berbentuk corong yang halus di satu ujungnya, yaitu mikropil yang bertujuan memungkinkan masuknya sperma untuk bergabung dengan sel telur. Lain spesies lain ukuran telurnya, namun semua telur kupu-kupu berbentuk bola maupun ovat.
Telur kupu-kupu dilekatkan pada daun dengan bahan perekat khusus yang
cepat mengeras. Bila mengeras, bahan itu berkontraksi dan membengkokkan
bentuk telur. Perekat ini mudah dilihat membentuk bahan meniskus yang
mengelilingi tapak setiap telur. Perekat ini jugalah yang diproduksi
oleh pupa untuk mengikat seta-seta kremaster. Perekat ini sungguh keras
sampai lapik sutra yang melekatkan seta-seta tidak bisa dipisahkan.Telur kupu-kupu selalu diletakkan pada tumbuhan. Setiap spesies kupu-kupu memiliki rentang tumbuhan perumah yang sendiri, baik yang hanya satu spesies maupun berbagai spesies. Tingkat telur dilalui selama beberapa minggu untuk kebanyakan kupu-kupu, tetapi telur yang keluar tidak lama sebelum musim dingin, terutama di daerah beriklim sedang, harus melalui tingkat diapaus (istirahat) dan hanya menetas di musim semi. Ada spesies kupu-kupu yang lain yang bisa bertelur pada musim semi agar telur dapat menetas pada musim panas.
Ulat
Larva kupu-kupu, yaitu ulat,
memakan daun tumbuhan dan menghabiskan seluruh waktunya sebagai
beluncas untuk mencari makanan. Kebanyakan beluncas adalah maun, tetapi
ada beberapa spesies seperti Spalgis epius dan Liphyra brassolis yang memakan serangga.
Beberapa larva, terutama yang tergolong dalam Lycaenidae, menjalin hubungan yang saling menguntungkan dengan semut.
Beluncas berhubungan dengan semut dengan menggunakan getaran yang
dipancarkan melalui substrat di samping merembeskan sinyal kimia.[4][5] Semut sedikit banyak melindungi larva ini; sebagai balasan, larva menolong semut mengumpulkan rembesan madu.
Beluncas membesar melalui serantaian tingkat yang disebut instar.
Menjelang akhir setiap instar, larva menjalani proses yang disebut apolisis, yang mana kulit ari, yaitu lapisan luar keras yang terbuat dari campuran kitin dan protein-protein khusus, dikeluarkan dari epidermis yang lembut di bawahnya, maka epidermis membentuk kulit ari yang baru di bawah. Di akhir setiap instar, larva itu bersalin kulit lamanya, maka kulit baru berkembang lalu mengeras dan menghasilkan pigmen dengan cepat.[6]
Proses menyalin kulit ini bisa memakan waktu berhari-hari. Corak kepak
kupu-kupu mulai berkembang pada tubuh beluncas menjelang instar yang
terakhir.
Ulat kupu-kupu memiliki tiga pasang kaki tetap pada segmen toraks dan tidak lebih enam pasang prokaki yang tumbuh pada segmen abdomen. Pada prokaki ini ada gegelang kait halus yaitu krusye yang membantu beluncas menggenggam substrat.
Beberapa ulat bisa menggembungkan sesebahagian kepalanya supaya mirip
ular sebagai langkah pertahanan. Ada juga yang dilengkapi dengan mata
palsu agar lebih efisien. Beberapa beluncas memiliki struktur khusus
bergelar osmeterium yang dibokongkan untuk merembeskan bahan kimia yang busuk pada tujuan pertahanan juga.
Tumbuhan perumah sering mengandung bahan beracun di dalamnya yang
dapat dipisahkan oleh beluncas untuk disimpan sampai tingkat dewasa agar
tidak sedap dimakan burung
dan predator-predator yang sejenisnya. Ketidaksedapan ini diperlihatkan
dengan warna-warna peringatan merah, jingga, hitam atau putih, dalam
kebiasaan yang dikenal sebagai aposematisme.
Bahan-bahan beracun dalam tumbuhan sering dikembangkan khusus untuk
melindungi tumbuhan dari dimakan oleh serangga. Namun, serangga berhasil
mengembangkan langkah balas atau memanfaatkan toksin-toksin ini untuk
kemandirian dirinya. "Perlombaan senjata" ini telah memicu evolusi bersama sesama serangga dan tumbuhan perumahnya.[7]
Kebiasaan dan Makanan
Banyak orang yang menyukai kupu-kupu yang indah, akan tetapi sebaliknya jarang orang yang tidak merasa jijik pada ulat,
padahal keduanya adalah makhluk yang sama. Semua jenis kupu-kupu dan
ngengat melalui tahap-tahap hidup sebagai telur, ulat, kepompong, dan
akhirnya bermetamorfosis menjadi kupu-kupu atau ngengat.
Kupu-kupu umumnya hidup dengan mengisap madu bunga
(nektar/ sari kembang). Akan tetapi beberapa jenisnya menyukai cairan
yang diisap dari buah-buahan yang jatuh di tanah dan membusuk, daging
bangkai, kotoran burung, dan tanah basah.
Berbeda dengan kupu-kupu, ulat hidup terutama dengan memakan
daun-daunan. Ulat-ulat ini sangat rakus, akan tetapi umumnya
masing-masing jenis ulat berspesialisasi memakan daun dari jenis-jenis tumbuhan
yang tertentu saja. Sehingga kehadiran suatu jenis kupu-kupu di suatu
tempat, juga ditentukan oleh ketersediaan tumbuhan yang menjadi inang dari ulatnya.
Kupu-kupu dan Manusia
Kupu-kupu dan ngengat dikenal sebagai serangga penyerbuk tanaman, yang membantu bunga-bunga berkembang menjadi buah. Sehingga bagi petani, dan orang pada umumnya, kupu-kupu ini sangat bermanfaat untuk membantu jalannya penyerbukan tanaman.
Pada pihak yang lain, berjenis-jenis ulat diketahui sebagai hama yang rakus. Bukan hanya tanaman semusim yang dimangsanya, namun juga pohon buah-buahan
dan pohon pada umumnya dapat habis digunduli daunnya oleh hama ulat
dalam waktu yang relatif singkat. Banyak jenis hama ulat, terutama dari
jenis-jenis ngengat yang menjadi hama pertanian yang serius.
Untuk memanfaatkan keindahan beberapa jenisnya, kini orang mengembangkan peternakan kupu-kupu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar