Senin, 29 Februari 2016

meningkatkan iq


18 Cara Ampuh Meningkatkan IQ Anda

meningkatkan iq

Dengan bernafas melalui hidung anda bisa meningkatkan fungsi otak anda dengan cepat. Menarik nafas dalam-dalam memberikan asupan oksigen lebih banyak pada darah anda, dan tentunya pada otak anda. Tingkat oksigen rendah pada darah anda akan mengurangi fungsi otak anda. Jika anda berminat, anda bisa mencoba melakukan olahraga pernafasan.

2. Buatlah Jurnal.

Catharine M. Cox, seorang penulis buku, pernah mempelajari kebiasaan 300 orang jenius – seperti Isaac Newton, Einstein, dan Thomas Jefferson – dan menemukan bahwa semua orang jenius tersebut merupakan penulis jurnal atau buku harian yang rajin. Juga, ingatlah bahwa Thomas Edison menulis 3 juta halaman catatan, surat, dan pemikiran pribadinya dalam ratusan jurnal pribadi sepanjang hidupnya.

3. Belajarlah Sebanyak Mungkin.

Ketika kita mempelajari hal-hal baru, kita menciptakan bagian aliran arus syaraf baru dalam otak kita. Orang yang “pintar” adalah seseorang yang memiliki aliran arus lebih banyak dibandingkan dengan orang lain. Otak manusia akan menciptakan aliran arus syaraf dengan mempelajari hal-hal baru; dan semakin beragam hal yang dipelajari, semakin “pintar” pula otak kita.


4. Belajarlah Membaca Cepat.

Photo Reading merupakan teknik yang sangat mudah dipelajari yang akan membantu anda memproses informasi tertulis dalam jumlah besar lebih cepat dan membantu anda mengingat informasi tersebut lebih baik dibandingkan dengan metode tradisional yang diajarkan di sekolah.
Meskipun kebanyakan teknik membaca cepat mengajarkan anda cara untuk menggerakkan mata anda dengan lebih cepat dalam setiap halaman yang anda baca, Photo Reading merupakan sistem membaca yang mengajarakan anda untuk menggunakan pikiran sadar dan bawah sadar anda ketika membaca. Pada dasarnya, Photo Reading dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa bahan bacaan yang mudah dibaca dengan menerapkan beberapa teknik yang berbeda setiap waktu. Bahan pertama melibatkan pikiran sadar anda dan menggunakan metode lain untuk meningkatkan daya ingat anda dan memahami materi.

5. Ambil Waktu Singkat untuk Beristirahat Secara Berkala.

Belajarlah selama 20 menit lalu ambil waktu untuk beristirahat secara singkat. Metode ini efektif karena hal-hal yang anda pelajari pada awal dan akhir pada sesi belajar anda akan bertahan lebih lama dalam ingatan anda. Anda bisa mengunduh (download) Motivator Software secara cuma-cuma sehingga setiap 20 menit akan muncul pesan pada komputer anda yang mengingatkan anda untuk beristirahat.

6. Gunakan Akronim untuk Mengingat Informasi.

Akronim merupakan bentuk singkatan yang dibentuk dari huruf awal setiap kata. Metode ingatan ini akan membantu anda untuk mempelajari informasi dalam jumlah besar dalam waktu yang singkat. Sebagai contoh, “Every Good Boy Does Fine” merupakan akronim yang sering digunakan para musisi untuk mengingat nada dalam kunci tertentu.

7. Sarapan Pagi.

Sarapan telah terbukti dapat meningkatkan daya konsentrasi, kemampuan memecahkan masalah, kinerja mental, daya ingat, dan mood. Sarapan merupakan kesempatan pertama bagi tubuh untuk mengisi ulang level glukosa setelah periode 8 hingga 12 jam tanpa makanan. Glukosa merupakan sumber utama energi bagi tubuh anda.

8. Gunakan Tubuh Anda untuk Membantu Anda Mempelajari Sesuatu.

Gerakan tubuh merupakan proses kunci dalam perkembangan dan proses belajar. Brain Gym (Olahraga Otak) merupakan program olahraga yang sederhana, yang dikembangkan selama 25 tahun oleh para spesialis pendidikan, Dr. Paul Dennison. Brain Gym dapat membantu anda dalam hal-hal sebagai berikut:
– Pemahaman
– Konsentrasi
– Berpikir secara abstrak
– Daya ingat
– Keletihan mental
– Kemampuan menyelesaikan tugas
– Keseimbangan fisik dan koordinasi
Klik disini untuk menemukan 3 latihan Brain Gym yang bisa anda lakukan (”Brain Buttons”, “Cross Crawl”, and Hook Ups”).

9. Meditasi.

Neuropsychologist mengatakan bahwa meditasi dapat mengubah struktur otak anda. Hasil scan MRI dari para meditator menunjukkan kegiatan otak lebih banyak dalam sirkuit otak anda khususnya dalam memperhatikan sesuatu. Ketika suara-suara mengganggu diperdengarkan pada para meditator yang sedang melalui Scan MRI, suara-suara tersebut hanya memiliki pengaruh kecil pada area dalam otak mereka yang melibatkan emosi dan proses pengambilan keputusan dibandingkan dengan orang-orang yang tidak bermeditasi atau meditator yang kurang berpengalaman.

10. Jauhi Makanan yang Mengandung Gula.

Karbohidrat dalam bentuk apapun – seperti pasta, roti putih dan keripik kentang – dapat membuat anda merasa lelah dan malas. Efek dari memakan makanan ini akan membuat anda sulit berpikir jernih. Hal ini merupakan hasil dari insulin yang mengalir dalam darah anda untuk menangkal kadar gula yang terlalu tinggi.

11. Olah Kecerdasan Emosional (EI) Anda.

Selama bertahun-tahun publik memberikan banyak penekanan pada aspek kecerdasan, seperti kemampuan berpikir logis, matematis, pemahaman ruang, analogi, verbal, dan lain-lain. Namun, selama beberapa tahun terakhir, banyak orang merasa mereka membuang potensi yang mereka miliki dengan berpikir, bersikap, dan berkomunikasi dalam cara-cara yang menghambat peluang mereka mencapai kesuksesan. Kecerdasan emosi diakui sebagai kemampuan meta fisik yang memungkinkan anda untuk memanfaatkan kemampuan serta bakat yang anda miliki secara optimal. Ikutilah tes kecerdasan emosi disini.

12. Manfaatkan Setiap Waktu Anda.

Manfaatkan setiap waktu, contohnya ketika anda menggunakan transportasi publik atau mengantri, secara produktif. Selesaikan teka-teki silang atau Sudoku ketika menunggu di antrian dan dengarkan program audio ketika menggunakan transportasi public.

13. Jogging.

Seorang pakar menjelaskan bahwa anda bisa meningkatkan mood, mencegah hilang ingatan, mempertajam kecerdasan anda, dan bekerja dengan lebih baik hanya dengan mengolah detak jantung anda dan berkeringat. Bukti ilmiah menunjukkan bahwa olahraga aerobic membentuk kembali otak kita untuk mencapai kinerja optimal.

14. Latih Semua Indra Anda.

Para ilmuwan menemukan bahwa otak manusia belajar paling efektif melalui kegiatan-kegiatan yang melibatkan berbagai indra. Anak-anak dan orang dewasa belajar sangat baik ketika mereka belajar melalui kegiatan yang melibatkan penglihatan, suara, emosi, timbale balik, orientasi ruang, dan bahkan indra pengecap dan perasa.
Mike Adams, seorang penulis buku, menjelaskan dalam bukunya bahwa seorang anak yang diberikan definisi “tanpa bobot” secara verbal memperoleh informasi mengenai kata tersebut melalui 1 dimensi: pendengaran. Jika anda menunjukkan kepada seorang anak film mengenai seorang astronot yang mengapung di luar angkasa ketika anda mengucapkan kata “tanpa bobot”, anda memberikan informasi kata tersebut melalui 2 dimensi; dimana si anak melihat dan mendengar kata tersebut. Dan jika anda menyuruh si anak melompat-lompat menggunakan trampoline dan meneriakkan kata “tanpa bobot” ketika si anak berada di udara, pengertian kata tersebut akan semakin tertanam lebih dalam di otaknya.

15. Latihlah Gelombang Otak Alpha Anda.

Penelitian menemukan bahwa kondisi ideal untuk belajar adalah ketika otak sedang dalam kondisi santai, namun tetap fokus dan terjaga. Dalam keadaan ini gelombang otak berjalan sekitar 8 hingga 12 siklus per detik, yang dikenal dengan istilah kondisi alpha.

16. Konsumsilah Antioksidan.

Antioksidan melindungi sel-sel tubuh anda, termasuk sel otak anda. Beberapa makanan dengan kandungan antioksidan tinggi antara lain: kismis, bluberry, blackberry, bawang putih, cranberry
, strawberry, bayam, dan raspberry.

17. Gunakan Intuisi Anda.

Belajarlah untuk menggunakan intuisi menjadi sebuah proses mengumpulkan informasi. Dengan mengandalkan intuisi anda, anda memperluas kewaspadaan dan mengarahkan anda pada alam bawah sadar anda untuk mengumpulkan informasi dari lingkungan sekitar anda.


18. Gunakan Sistem Pembantu Memori.

Sistem pembantu memori, atau yg dikenal dengan istilah system objek angka, merupakan teknik untuk mengingat daftar. System ini bekerja dengan mengingat-ingat daftar kata yang dengan mudah dapat “dikaitkan” dengan angka yang diwakili oleh kata-kata tersebut. (1-10, 1-100, dan seterusnya). Itulah memori anda. Jika anda harus mengingat sebuah daftar dalam waktu singkat, setiap benda dalam daftar tersebut dapat anda sesuaikan dengan angka yang cocok. Setelah anda mengingat-ingat angka-angka tersebut, anda bisa menggunakan angka yang sama berulang kali setiap kali anda perlu mengingat-ingat sesuatu.
Ketika anda harus menghafalkan hal-hal yang berada dalam daftar, visualisasikan benda tersebut dengan angka yang anda miliki. Anda bisa memilih kata-kata yang memiliki rima yang sama dengan angka tersebut, berikut contoh yang diambil dari Wikipedia:

• 1-gun
• 2-zoo
• 3-tree
• 4-door
• 5-hive
• 6-bricks
• 7-heaven
• 8-plate
• 9-wine
• 10-hen

Sebagai contoh, jika anda menghafalkan 10 benda yang anda ingin beli di toko obat: kapas (cotton ball), pasta gigi (toothpaste), permen karet (gum), kertas (paper), lem (glue), kartu index (index cards), multivitamin (multivitamins), krim tangan (hand cream), shampoo, dan kutek (nail polish). Lakukan hal berikut:

 1. Bayangkan kapas (cotton balls) ditembakkan dari pistol (gun)
2. Bayangkan seekor gorila di kebun binatang (zoo) sedang menggosok giginya
3. Bayangkan sebuah pohon (a tree) dengan sebungkus permen karet (gum) tumbuh pada cabangnya
4. Bayangkan seseorang masuk melalui pintu kertas (paper door)
5. Bayangkan se-toples lem (glue) dikeliling lebah seakan-akan toples tersebut adalah sarang lebah (beehive)
6. Bayangkan sebuah rumah terbuat dari bata (bricks) kartu index (index cards)
7. Bayangkan malaikat (angels) sedang minum multivitamin.
8. Bayangkan sebuah piring (a plate full) berisi krim tangan (hand cream)
9. Bayangkan sebuah gelas wine (a wine glass) berisi shampoo.
10. Bayangkan seekor ayam jantan (a hen) dengan kuku berwarna merah (bright red nails).

OTAK

Otak (bahasa Inggris: encephalon, brain) adalah pusat sistem saraf (bahasa Inggris: central nervous system, CNS) pada vertebrata dan banyak invertebrata lainnya.
Otak manusia [1] adalah struktur pusat pengaturan yang memiliki volume sekitar 1.350cc dan terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron. Otak mengatur dan mengkordinir sebagian besar, gerakan, perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh. Otak manusia bertanggung jawab terhadap pengaturan seluruh badan dan pemikiran manusia. Oleh karena itu terdapat kaitan erat antara otak dan pemikiran. Otak dan sel saraf di dalamnya dipercayai dapat memengaruhi kognisi manusia. Pengetahuan mengenai otak memengaruhi perkembangan psikologi kognitif. Otak juga bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan, emosi. ingatan, pembelajaran motorik dan segala bentuk pembelajaran lainnya.
Otak terbentuk dari dua jenis sel: glia dan neuron. Glia berfungsi untuk menunjang dan melindungi neuron, sedangkan neuron membawa informasi dalam bentuk pulsa listrik yang di kenal sebagai potensi aksi. Mereka berkomunikasi dengan neuron yang lain dan keseluruh tubuh dengan mengirimkan berbagai macam bahan kimia yang disebut neurotransmiter. Neurotransmiter ini dikirimkan pada celah yang dikenal sebagai sinapsis. Avertebrata seperti serangga mungkin mempunyai jutaan neuron pada otaknya, vertebrata besar bisa mempunyai hingga seratus miliar neuron.
Neuron otak mengandung dua jenis asam lemak PUFA (bahasa Inggris: polyunsaturated fatty acids), yaitu asam arakidonat (AA) dan asam dokosaheksaenoat (DHA) yang terletak pada posisi sn2 dari molekul fosfogliserida dalam membran sel neuron.[2] PUFA dapat terlepas dari fosfogliserida oleh stimulasi fosfolipase PLA-2. Molekul AA yang terlepas akan diproses oleh enzim siklo oksigenase menjadi prostaglandin dan tromboksana, atau diproses oleh enzim 5-lipo oksigenase menjadi lipoksin. Baik AA maupun DHA dapat diproses oleh enzim lipo oksigenase guna membentuk senyawa turunan hidroksi dan leukotriene

Bagian otak manusia[sunting | sunting sumber]

Pada anatomi otak vertebrata, otak depan (bahasa Inggris: prosencephalon, forebrain) adalah bagian atas dari otak. Pada tahap perkembangan sistem saraf pusat (bahasa Inggris: five-vesicle stage), otak depan berkembang dan memisahkan diri menjadi otak besar dan diensefalon. Jika pada masa embrio, otak depan mengalami hambatan untuk berkembang menjadi kedua lobus ini, maka akan terjadi suatu kondisi yang disebut holoprosensefali (bahasa Inggris: holoprosencephaly).

Otak besar[sunting | sunting sumber]

Otak besar (bahasa Inggris: telencephalon, cerebrum) adalah bagian depan yang paling menonjol dari otak depan. Otak besar terdiri dari dua belahan, yaitu belahan kiri dan kanan. Setiap belahan mengatur dan melayani tubuh yang berlawanan, belahan kiri mengatur tubuh bagian kanan dan sebaliknya. Jika otak belahan kiri mengalami gangguan maka tubuh bagian kanan akan mengalami gangguan, bahkan kelumpuhan. Tiap belahan otak depan terbagi menjadi empat lobus yaitu frontal, pariental, okspital, dan temporal. Antara lobus frontal dan lobus pariental dipisahkan oleh sulkus sentralis atau celah Rolando.
Istilah telencephalon mengacu pada struktur embrio yang kemudian berkembang menjadi cerebrum:

Korteks otak besar[sunting | sunting sumber]

Korteks otak besar (bahasa Inggris: cerebral cortex, grey matter) merupakan lapisan tipis berwarna abu-abu yang terdiri dari 15 - 33 miliar neuron yang masing-masing tersambung ke sekitar 10.000 sinapsis, satu milimeter kubik terdapat kurang lebih satu miliar sinapsis. Komunikasi yang terjadi antar neuron dalam bentuk deret panjang pulsa sinyal yang disebut potensial aksi dimungkinkan melalui fiber protoplamik yang disebut akson yang dapat dikirimkan hingga ke bagian jauh dari otak atau tubuh untuk menemukan reseptor sel tertentu.
Terdapat enam lapisan korteks, neokorteks/isokorteks, arcikorteks, paleokorteks, allokorteks yang berlipat-lipat sehingga permukaannya menjadi lebih luas dengan ketebalan 2 hingga 4 mm. Lapisan korteks terdapat berbagai macam pusat saraf yang mengendalikan ingatan, perhatian, persepsi, pertimbangan, bahasa dan kesadaran.

Ganglia dasar[sunting | sunting sumber]

Ganglia dasar (bahasa Inggris: basal ganglia, white matter) merupakan lapisan yang berwarna putih. Lapisan dalam banyak mengandung serabut saraf, yaitu Dendrit dan Neurit
Otak besar merupakan pusat saraf utama, karena memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengaturan semua aktivitas tubuh, khususnya berkaitan dengan kepandaian (inteligensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan.
Secara terperinci, aktivitas tersebut dikendalikan pada daerah yang berbeda.
  • Di depan celah tengah (sulkus sentralis) terdapat daerah motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar. Bagian paling bawah pada korteks motor tersebut mempunyai hubungan dengan kemampuan bicara.
  • Daerah Anterior pada lobus frontalis berhubungan dengan kemampuan berpikir.
  • Di belakang (Posterior) sulkus entralis merupakan daerah sensori. Pada daerah ini berbagai sifat perasaan dirasakan kemudian ditafsirkan.
  • Daerah pendengaran (auditori) terletak pada lobus temporal. Di daerah ini, kesan atau suara diterima dan diinterpretasikan.
  • Daerah visual (penglihatan) terletak pada ujung lobus oksipital yang menerima bayangan dan selanjutnya bayangan itu ditafsirkan. Adapun pusat pengecapan dan pembau terletak di lobus temporal bagian ujung anterior.

Diensefalon[sunting | sunting sumber]

Diensefalon (bahasa Inggris: diencephalon, interbrain) adalah bagian otak yang terdiri dari:
  • mid-diencephalic territory
    • pretalamus / ventral talamus / subtalamus, terletak di bawah kelenjar hipotalamus. Nuklei berupa zona incerta, thalamic reticular nucleus, dan fields of Forel. Pretalamus terpola sinyal SHH (bahasa Inggris: sonic hedgehog homolog) dari ZLI dan setelah itu membuat koneksi yang berbeda-beda ke striatum (caudate nucleus dan putamen) dalam otak depan, ke talamus (gugus medial dan lateral nucleus) dalam otak kecil, dan ke red nucleus dan substantia nigra dalam otak tengah. Pretalamus ditengarai mempunyai andil dalam pengendalian pola konsumsi termasuk defecation dan copulation.
    • zona limitan intratalamika (bahasa Inggris: zona limitans intrathalamica, ZLI) yang berfungsi sebagai pusat sinyal layaknya cerebrum dan sebagai pembatas antara talamus dan pretalamus.
    • talamus / dorsal talamus yang berfungsi antara lain menghubungkan komunikasi antar belahan otak besar.
  • hipotalamus, merupakan pusat pengendalian waktu biologis, suhu tubuh dan sekresi hormon dan fungsi biologis lain. Hipotalamus terletak di dasar otak depan.
  • epitalamus
  • pretektum

Otak tengah[sunting | sunting sumber]

Otak tengah (bahasa Inggris: mesencephalon) adalah bagian otak yang mempunyai struktur:
  • tektum, terdiri dari 2 pasang colliculi yang disebut corpora quadrigemina:
    • inferior colliculi, terlibat pada proses pendengaran. Sinyal yang diterima dari berbagai nukleus batang otak diproyeksikan menuju bagian dari talamus yang disebut medial geniculate nucleus untuk diteruskan menuju korteks pendengaran primer (bahasa Inggris: primary auditory cortex).
    • superior colliculi, berperan sebagai awal proses visual dan pengendalian gerakan mata
  • cerebral peduncle

Otak belakang[sunting | sunting sumber]

Otak belakang (bahasa Inggris: myelencephalon, metencephalon, rhombencephalon) meliputi jembatan Varol (bahasa Inggris: pons, pons Varolii), sumsum lanjutan (bahasa Inggris: medulla oblongata), dan otak kecil (bahasa Inggris: cerebellum). Ketiga bagian ini membentuk batang otak (bahasa Inggris: brainstem).
  • Jembatan Varol berisi serabut saraf yang menghubungkan lobus kiri dan kanan otak kecil, serta menghubungkan otak kecil dengan korteks otak besar.

Otak Kecil[sunting | sunting sumber]

Otak kecil (bahasa Inggris: cerebellum) merupakan bagian terbesar otak belakang. Otak kecil ini terletak di bawah lobus oksipital serebrum. Otak kecil terdiri atas dua belahan dan permukaanya berlekuk-lekuk. Fungsi otak kecil adalah untuk mengatur sikap atau posisi tubuh, keseimbangan dan koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar. Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi.

Penyakit[sunting | sunting sumber]



Jumat, 26 Februari 2016

semut

Semut adalah semua serangga anggota suku Formicidae, bangsa Hymenoptera. Semut memiliki lebih dari 12.000 jenis (spesies), sebagian besar hidup di kawasan tropika. Sebagian besar semut dikenal sebagai serangga sosial, dengan koloni dan sarang-sarangnya yang teratur beranggotakan ribuan semut per koloni. Anggota koloni terbagi menjadi semut pekerja, semut pejantan, dan ratu semut. Dimungkinkan pula terdapat kelompok semut penjaga. Satu koloni dapat menguasai daerah yang luas untuk mendukung kehidupan mereka. Koloni semut kadangkala disebut "superorganisme" karena koloni-koloni mereka yang membentuk sebuah kesatuan.
          Meskipun ukuran tubuhnya yang relatif kecil, semut termasuk hewan terkuat di dunia. Semut jantan mampu menopang beban dengan berat lima puluh kali dari berat badannya sendiri, dapat dibandingkan dengan gajah yang hanya mampu menopang beban dengan berat dua kali dari berat badannya sendiri. Semut hanya tersaingi oleh kumbang badak yang mampu menopang beban dengan berat 850 kali berat badannya sendiri.
Asam format disebut juga "asam semut" karena semut menghasilkan asam ini sebagai alat pertahanan diri

Jenis dan penyebaran

Semut telah menguasai hampir seluruh bagian tanah di Bumi. Hanya di beberapa tempat seperti di Islandia, Greenland, dan Hawaii, mereka tidak menguasai daerah tesebut.[1][2] Di saat jumlah mereka bertambah, mereka dapat membnetuk sekitar 15 - 20% jumlah biomassa hewan-hewan besar.[3]
Beberapa jenis semut sangat dikenal oleh manusia karena hidup bersama-sama dengan manusia, seperti semut hitam, semut besar, semut merah, semut api, dan semut rangrang.
Rayap terkadang disebut semut putih namun sama sekali berbeda kelompok dari semut walaupun mereka memiliki struktur sosial yang sama.

Evolusi


Fosil semut di getah pohon
Keluarga Formicidae adalah bagian dari ordo Hymenoptera, yang mencakup lebah dan tawon. Semut adalah keturunan dari generasi tawon Vespoidea. Analisis Filogenetik mengindikasikan bahwa semut telah berevolusi dari capung vespoid pada periode Kapur sekitar 120 juta sampai 170 juta tahun yang lalu. Setelah kemunculan tumbuhan Angiosperma sekitar 100 juta tahun yang lalu, mereka menganekaragamkan pengaruh ekolofi sekitar 60 juta tahun yang lalu.[4][5][6] Beberapa dari periode Kapur adalah bentuk pertengahan dari semut dan tawon, dan ini menambahkan bukti bagi nenek moyang tawon. Seperti hewan berordo Hymenoptera lainnya, sistem genetika semut ditemukan di haplodiploidy.

Pada tahun 1966, E. O. Wilson, dkk. menemukan fosil semut dalam getah pohon (Sphecomyrma freyi) dari periode Kapur. Fosil ini terjebak di sebuah getah pohon di New Jersey dan telah berumur lebih dari 80 juta tahun. Fosil ini memberikan bukti terjelas tentang hubungan semut modern dan tawon non-sosial. Semut periode Kapur berbagi karakteristik semut modern dan tawon.[7]
Selama periode Kapur, hanya sebagian kecil spesies yang berhasil menguasai daerah benua besar Laurasia (bagian utara). Mereka pun sangat langka dengan perbandingan jumlah sekitar 1% dari jenis serangga lainnya. Semut menjadi dominan setelah radiasi adaptif pada awal Periode Tertiari. Jumlah spesies yang tersisa pada periode Kapur dan periode Ecocene, hanya 1 dari 10 genera yang punah sampai saat ini. 56% dari genera semut yang terdapat di fosil getah kayu di daerah Baltik (sejak Oligocene awal), dan sekitar 96% dari genera semut yang terdapat di fosil getah kayu di Dominika (sejak awal Miocene) masih bertahan hingga sekarang.[4]

Morfologi


Gambar dekat memperlihatkan rahang bawah dan mata semut yang kecil.
Tubuh semut terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala, mesosoma (dada), dan metasoma (perut). Morfologi semut cukup jelas dibandingkan dengan serangga lain yang juga memiliki antena, kelenjar metapleural, dan bagian perut kedua yang berhubungan ke tangkai semut membentuk pinggang sempit (pedunkel) di antara mesosoma (bagian rongga dada dan daerah perut) dan metasoma (perut yang kurang abdominal segmen dalam petiole). Petiole yang dapat dibentuk oleh satu atau dua node (hanya yang kedua, atau yang kedua dan ketiga abdominal segmen ini bisa terwujud).
Tubuh semut, seperti serangga lainnya, memiliki eksoskeleton atau kerangka luar yang memberikan perlindungan dan juga sebagai tempat menempelnya otot, berbeda dengan kerangka manusia dan hewan bertulang belakang. Serangga tidak memiliki paru-paru, tetapi mereka memiliki lubang-lubang pernapasan di bagian dada bernama spirakel untuk sirkulasi udara dalam sistem respirasi mereka. Serangga juga tidak memiliki sistem peredaran darah tertutup. Sebagai gantinya, mereka memiliki saluran berbentuk panjang dan tipis di sepanjang bagian atas tubuhnya yang disebut "aorta punggung" yang fungsinya mirip dengan jantung. sistem saraf semut terdiri dari sebuah semacam otot saraf ventral yang berada di sepanjang tubuhnya, dengan beberapa buah ganglion dan cabang yang berhubungan dengan setiap bagian dalam tubuhnya.


Anatomi semut.
Pada kepala semut terdapat banyak organ sensor. Semut, layaknya serangga lainnya, memiliki mata majemuk yang terdiri dari kumpulan lensa mata yang lebih kecil dan tergabung untuk mendeteksi gerakan dengan sangat baik. Mereka juga punya tiga oselus di bagian puncak kepalanya untuk mendeteksi perubahan cahaya dan polarisasi.[8] Kebanyakan semut umumnya memiliki penglihatan yang buruk, bahkan beberapa jenis dari mereka buta. Namun, beberapa spesies semut, semisal semut bulldog Australia, memiliki penglihatan yang baik. Pada kepalanya juga terdapat sepasang antena yang membantu semut mendeteksi rangsangan kimiawi. Antena semut juga digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain dan mendeteksi feromon yang dikeluarkan oleh semut lain. Selain itu, antena semut juga berguna sebagai alat peraba untuk mendeteksi segala sesuatu yang berada di depannya. Pada bagian depan kepala semut juga terdapat sepasang rahang atau mandibula yang digunakan untuk membawa makanan, memanipulasi objek, membangun sarang, dan untuk pertahanan. Pada beberapa spesies, di bagian dalam mulutnya terdapat semacam kantung kecil untuk menyimpan makanan untuk sementara waktu sebelum dipindahkan ke semut lain atau larvanya.
Di bagian dada semut terdapat tiga pasang kaki dan di ujung setiap kakinya terdapat semacam cakar kecil yang membantunya memanjat dan berpijak pada permukaan. Sebagian besar semut jantan dan betina calon ratu memiliki sayap. Namun, setelah kawin betina akan menanggalkan sayapnya dan menjadi ratu semut yang tidak bersayap. Semut pekerja dan prajurit tidak memiliki sayap.
Di bagian metasoma (perut) semut terdapat banyak organ dalam yang penting, termasuk organ reproduksi. Beberapa spesies semut juga memiliki sengat yang terhubung dengan semacam kelenjar beracun untuk melumpuhkan mangsa dan melindungi sarangnya. Spesies semut seperti Formica yessensis memiliki kelenjar penghasil asam semut yang bisa disemprotkan ke arah musuh untuk pertahanan.

Perkembangan


Semut pemakan daging sedang berkerumun

Ratu semut pemakan daging yang telah dibuahi mulai menggali koloni baru
Kehidupan seekor semut dimulai dari sebuah telur. Jika telur telah dibuahi, semut yang ditetaskan betina (diploid); jika tidak jantan (haploid). Semut are holometabolism, yaitu tumbuh melalui metamorfosa yang lengkap, melewati tahap larva dan pupa (dengan pupa yang exarate) sebelum mereka menjadi dewasa. Tahap larva adalah tahap yang sangat rentan — lebih jelasnya larva semut tidak memiliki kaki sama sekali – dan tidak dapat menjaga diri sendiri.

Perbedaan antara ratu dan pekerja (dimana sama-sama betina), dan antara kasta pekerja jika ada, ditentukan pada saat pemberian makan saat masih menjadi larva. Makanan diberikan kepada larva dengan proses yang disebut trophallaxis dimana seekor semut regurgitates makanan yang sebelumnya disimpan dalam crop for communal storage. Ini juga cara yang digunakan semut dewasa memdistribusikan makanan pada semut dewasa lainnya. Larva and pupa harus disimpan pada suhu yang cukup konstan untuk memastikan mereka tumbuh dengan baik, sehingga sering dipindahkan ke berbagai brood chambers dalam koloni.

Seekor semut pekerja yang baru memasuki masa dewasa menghabiskan beberapa hari pertama mereka untuk merawat ratu dan semut muda. Setelah itu meningkat menjadi menggali dan pekerjaan sarang lainnya, dan kemudian mencari makan dan mempertahankan sarang. Perubahan tugas ini bisa terjadi dengan mendadak dan disebut dengan kasta sementara. Suatu teory mengapa seperti itu karena mencari makan memiliki risiko kematian yang tinggi, sehingga semut hanya berpartisipasi jika mereka sudah cukup tua dan bagaimanapun juga lebih dekat pada kematian.
Pada beberapa spesies semut terdapat kasta fisik — pekerja bisa memiliki ukuran tubuh yang berbeda-beda, disebut pekerja minor, median, dan major, . Biasanya semut yang lebih besar memiliki kepala yang tidak proporsional besarnya, dan correspondingly rahang yang lebih kuat. Semut seperti ini seringkali disebut semut "tentara" karena rahang mereka yang kuat membuat mereka lebih efektif ketika digunakan untuk bertarung dengan makhluk lainnya, namun mereka masih tetap seekor semut perkerja dan tugas mereka tidak banyak berbeda dengan pekerja minor atau median. Pada beberapa spesies semut tidak memiliki pekerja median, membuat pemisahan tegas dan perbedaan fisik yang jelas antara pekerja minor dan major.

Semut dalam kebudayaan manusia

Islam
Umat muslim diperintahkan untuk tidak membunuh semut, berdasarkan hadits riwayat Abu Hurairah Muhammad bersabda bahwa, "Ada seekor semut pernah menggigit salah seorang nabi. Nabi tersebut lalu memerintahkan umatnya untuk mendatangi sarang semut kemudian membakarnya. Tetapi kemudian Allah menurunkan wahyu kepadanya, "Apakah hanya karena seekor semut menggigitmu lantas kamu membinasakan satu umat yang selalu bertasbih."[9]
Kristen
Dalam kitab suci Kristen (Alkitab) khususnya dalam bagian Perjanjian Lama yaitu Kitab Amsal 6:6-11, umat Kristen diajarkan untuk mencontohi teladan serangga kecil ini. Baik dalam etos kerjanya maupun dalam ketaatan kepada pemimpin, ketekunannya dalam menghadapi rintangan, kepekaan terhadap sekitarnya serta kebersamaan hidup dalam koloninya.Ini adalah hal yang baik bukan saja bagi pengentasan kemiskinan, tetapi juga dalam relasi dan budaya gotong royong yang mulai lenyap ditelan sikap individualis yang pesat merambah.
Kutipan Amsal 6:6-11,"Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makananannya pada waktu panen. Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu? Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring"- maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang tak bersenjata."

Semut Rentang fosil: Periode Kapur - Sekarang
Meat eater ant feeding on honey02.jpg
Semut sedang memakan madu
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Artropoda
Kelas: Insekta
Ordo: Hymenoptera
Upaordo: Apokrita
Superfamili: Vespoidea
Famili: Formicidae Latreille, 1809
Anaksuku




Minggu, 14 Februari 2016

manajemen nyeri

Konsep Kenyamanan (Pengertian Nyeri)
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).
Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.
Teori Specificity “suggest” menyatakan bahwa nyeri adalah sensori spesifik yang muncul karena adanya injury dan informasi ini didapat melalui sistem saraf perifer dan sentral melalui reseptor nyeri di saraf nyeri perifer dan spesifik di spinal cord.
Sifat-Sifat Nyeri
1.     Nyeri melelahkan dan membutuhkan banyak energi
2.     Nyeri bersifat subyektif dan individual
3.     Nyeri tak dapat dinilai secara objektif seperti sinar X atau lab darah
4.     Perawat hanya dapat mengkaji nyeri pasien dengan melihat perubahan fisiologis tingkah laku dan dari pernyataan klien
5.     Hanya klien yang mengetahui kapan nyeri timbul dan seperti apa rasanya
6.     Nyeri merupakan mekanisme pertahanan fisiologis
7.     Nyeri merupakan tanda peringatan adanya kerusakan jaringan
8.     Nyeri mengawali ketidakmampuan
9.     Persepsi yang salah tentang nyeri menyebabkan manajemen nyeri jadi tidak optimal

     Secara ringkas, Mahon mengemukakan atribut nyeri sebagai berikut :
1.    Nyeri bersifat individu
2.    Nyeri tidak menyenangkan
3.    Merupakan suatu kekuatan yg mendominasi
4.    Bersifat tidak berkesudahan
v  Reflek Nyeri
Banyak teori berusaha untuk menjelaskan dasar neurologis dari nyeri, meskipun tidak ada satu teori yang menjelaskan secara sempurna bagaimana nyeri ditransmisikan atau diserap.
  • Transduksi adalah proses dimana stimulus noksius àaktivitas elektrik reseptor terkait.
  • Transmisi, dalam proses ini terlibat tiga komponen saraf yaitu saraf sensorik perifer yang meneruskan impuls ke medulla spinalis, kemudian jaringan saraf yang meneruskan impuls yang menuju ke atas (ascendens), dari medulla spinalis ke batang otak dan thalamus. Yang terakhir hubungan timbal balik antara thalamus dan cortex.
  •  Modulasi yaitu aktivitas saraf utk mengontrol transmisi nyeri. Suatu jaras tertentu telah diteruskan di sistem saran pusat yang secara selektif menghambat transmisi nyeri di medulla spinalis.
  • Persepsi, Proses impuls nyeri yang ditransmisikan hingga menimbulkan perasaan subyektif dari nyeri sama sekali belum jelas. bahkan struktur otak yang menimbulkan persepsi tersebut juga tidak jelas.
  Berdasarkan letaknya, nosireseptor dapat dikelompokkan dalam beberapa bagaian tubuh yaitu pada kulit (Kutaneus), somatik dalam (deep somatic), dan pada daerah viseral, karena letaknya yang berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda.
Nosireceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang berasal dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan. Reseptor jaringan kulit (kutaneus) terbagi dalam dua komponen yaitu :
a)    Reseptor A delta
Merupakan serabut komponen cepat (kecepatan tranmisi 6-30 m/det) yang memungkinkan timbulnya nyeri tajam yang akan cepat hilang apabila penyebab nyeri dihilangkan.
b)   Serabut C
Merupakan serabut komponen lambat (kecepatan tranmisi 0,5 m/det) yang terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya bersifat tumpul dan sulit dilokalisasi.

2.4       Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri
Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri antara lain:
1.   Usia  à Anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat harus mengkaji respon nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika sudah patologis dan mengalami kerusakan fungsi. Pada lansia cenderung memendam nyeri yang dialami, karena mereka mengangnggap nyeri adalah hal alamiah yang harus dijalani dan mereka takut kalau mengalami penyakit berat atau meninggal jika nyeri diperiksakan.
2.     Jenis kelamin à Gill (1990) mengungkapkan laki-laki dan wnita tidak berbeda secara signifikan dalam merespon nyeri, justru lebih dipengaruhi faktor budaya (ex: tidak pantas kalo laki-laki mengeluh nyeri, wanita boleh mengeluh nyeri).
3.  Kultur à Orang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka berespon terhadap nyeri misalnya seperti suatu daerah menganut kepercayaan bahwa nyeri adalah akibat yang harus diterima karena mereka melakukan kesalahan, jadi mereka tidak mengeluh jika ada nyeri.
4.   Makna nyeri à Berhubungan dengan bagaimana pengalaman seseorang terhadap nyeri dan dan bagaimana mengatasinya.
5.  Perhatian à Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat mempengaruhi persepsi nyeri. Menurut Gill (1990), perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat, sedangkan upaya distraksi dihubungkan dengan respon nyeri yang menurun. Tehnik relaksasi, guided imagery merupakan tehnik untuk mengatasi nyeri.
6.    Ansietas à Cemas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri bisa menyebabkan seseorang cemas.
7.     Pengalaman masa lalu à Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau, dan saat ini nyeri yang sama timbul, maka ia akan lebih mudah mengatasi nyerinya. Mudah tidaknya seseorang mengatasi nyeri tergantung pengalaman di masa lalu dalam mengatasi nyeri.
8.     Pola koping à Pola koping adaptif akan mempermudah seseorang mengatasi nyeri dan sebaliknya pola koping yang maladaptive akan menyulitkan seseorang mengatasi nyeri.
9.     Support keluarga dan sosial à Individu yang mengalami nyeri seringkali bergantung kepada anggota keluarga atau teman dekat untuk memperoleh dukungan dan perlindungan
  Faktor-faktor lain yang mempengaruhi nyeri :
a)    Budaya (etnis, keluarga, jenis kelamin, usia)
b)    Agama
c)    Strategi menyelesaikan masalah (“coping strategy”)
d)    Dukungan dari lingkungan
e)    Kecemasan atau stressor lain
f)     Pengalaman sakit yang lalu
2.5       Intensitas Nyeri
Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda oleh dua orang yang berbeda.
Menurut smeltzer, S.C bare B.G (2002) adalah sebagai berikut :
1)    Skala intensitas nyeri deskritif
2)    Skala identitas nyeri numerik
3)    Skala analog visual
4)    Skala nyeri menurut bourbanis
Keterangan :
0          :Tidak nyeri
1-3      : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan
  baik.
4-6      : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis, menyeringai,
  dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya,
  dapat mengikuti perintah dengan baik.
7-9      : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti
  perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan
  lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi
  dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi.
10        : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi
  berkomunikasi, memukul.
2.6       Komponen-Komponen Nyeri
Untuk memudahkan memahami fisiologi nyeri, maka perlu mempelajari 3 (tiga) komponen fisiologis berikut ini:
·         Resepsi        : proses perjalanan nyeri
·         Persepsi       : kesadaran seseorang terhadap nyeri
·         Reaksi           : respon fisiologis & perilaku setelah mempersepsikan
  Nyeri
2.7       Teori Pengontrolan Nyeri (Gate Control Theory)
Teori gate control dari Melzack dan Wall (1965) mengusulkan bahwa impuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat. Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat sebuah pertahanan tertutup. Upaya menutup pertahanan tersebut merupakan dasar teori menghilangkan nyeri.
      Gate control theory :
Ø  Menjelaskan tentang transmisi nyeri
Ø  Transmisi impuls nyeri dapat dikendalikan dengan pintu gerbang (gate mekanism) dimana saat terbuka impuls dapat transmisi
Ø  Tetapi bila sebagian / seluruhnya tertutup, transmisi dihambat sebagian / seluruhnya
2.8       Nyeri Akut dan Nyeri Kronik (Acute and Chronic Pain)
v  Nyeri akut
Nyeri yang terjadi segera setelah tubuh terkena cidera, atau intervensi bedah dan memiliki awitan yan cepat, dengan intensitas bervariasi dari berat sampai ringan. Fungsi nyeri ini adalah sebagai pemberi peringatan akan adanya cidera atau penyakit yang akan datang.
v  Nyeri kronik
Adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang suatu periode tertentu, berlangsung lama, intensitas bervariasi, dan biasanya berlangsung lebih dari enam bulan. Nyeri ini disebabkan oleh kanker yang tidak terkontrol, karena pengobatan kanker tersebut atau karena gangguan progresif lain. Nyeri ini bisa berlangsung terus sampai kematian.
Perbedaan karakteristik nyeri akut dan kronik :
Nyeri Akut :
Nyeri Kronik :
      Lamanya dalam hitungan menit
      Lamanya sampai hitungan bulan, > 6bln
      Ditandai peningkatan BP, nadi, dan respirasi
      Fungsi fisiologi bersifat normal
      Respon pasien: Fokus pada nyeri, menyetakan nyeri menangis dan mengerang
     Tidak ada keluhan nyeri
      Tingkah laku menggosok bagian yang nyeri
      Tidak ada aktifitas fisik sebagai respon terhadap nyeri

Proses Keperawatan (ASKEP) Tentang Nyeri
Proses keperawatan adalah suatu metode sistematik untuk mengkaji respon manusia terhadap masalah-masalah dan membuat rencana keperawatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah – masalah tersebut.
1.    Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah utama dan dasar utama dari proses keperawatan.
·         Pengumpulan data
Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu dalam menentukan status kesehatan dan pola pertahanan penderita, mengidentifikasikan,  kekuatan dan kebutuhan penderita yang dapt diperoleh melalui anamnese, pemeriksaan   fisik, pemerikasaan laboratorium serta pemeriksaan penunjang lainnya.
·         Anamnese
     Identitas penderita : Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, status perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa medis.
·         Keluhan Utama / Alasan MRS
Ø  Keluhan yang dirasakan paling mengganggu.
Ø  Adanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa raba yang menurun, adanya luka yang tidak sembuh – sembuh dan berbau, adanya nyeri pada luka.
·         Riwayat Penyakit Sekarang
                    Berisi tentang kapan terjadinya luka, penyebab terjadinya luka serta upaya yang telah dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya.
 P (Provoking/Paliatif)
1.      Apakah yang menyebabkan nyeri?
2.      Apa saja yang dapat mengurangi & memperberat nyeri itu?
3.      Kejadian awal apakah yang Anda lakukan sewaktu gangguan pertama kali dirasakan?
4.      Apakah yang menyebabkan nyeri?
5.      Posisinya bagaimana?
6.      Aktivitas tertentu yang Anda lakukan?
7.      Penjelasan lebih lanjut?
8.      Untuk gangguan psikologis: Apakah nyeri terasa sewaktu Anda merasa tidak beraktivitas?
9.      Apakah yang menghilangkan gangguan?
10.   Apakah yang memperburuk gejala?
       Q (Quality & Quantity / Kualitas & Kuantitas)
1)    Bagaimana gangguan dirasakan, nampak / terdengar?
2)    Sejauh mana Anda merasakan sekarang?
3)    Kualitas ?
4)    Bagaimana gangguan dirasakan, nampak / terdengar?
5)    Kuantitas?
6)    Sejauh mana gangguan dirasakan sekarang. Sangat dirasakan hingga tidak bisa melakukan aktifitas?
7)    Lebih parah atau lebih ringan dari yang dirasakan sebelumnya?
  •   R (Regional/Area/Radiasi)
1.    Dimana gangguan nyeri dirasakan?
2.    Apakah nyerinya menyebar?
3.    Apakah merambat pada punggung atau lengan, merambat pada leher atau kaki?
      S (Severity/Skala Keparahan)
·      Seberapakah keparahan dirasakan dengan skala?
Perlengkapan yang dilakukan pada pasien, adalah:
1.    Respiratory : bagaimana saluran pernapasan, jenis pernapasan, bunyi pernapasan.
2.    Sirkulasi : tensi, nadi, respirasi, dan suhu, warna kulit, dan refill kapiler.
3.    Persarafan : tingkat kesadaran.
4.    Balutan :
ü  Apakah ada tube, drainage ?
ü  Apakah ada tanda-tanda infeksi?
ü  Bagaimana penyembuhan luka ?
5.    Peralatan :
ü  Monitor yang terpasang.
ü  Cairan infus atau transfusi.
6.    Rasa nyaman : rasa sakit, mual, muntah, posisi pasien, dan fasilitas ventilasi.
7.    Psikologis : kecemasan, suasana hati setelah operasi.
·         Riwayat Kesehatan Dahulu
            Adanya riwayat penyakit – penyakit  lain yang ada kaitannya dengan defisiensi insulin misalnya penyakit pankreas.  Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis, tindakan medis yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa digunakan oleh penderita.
·         Riwayat Kesehatan Keluarga
            Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu anggota keluarga yang juga menderita nyeri atau penyakit keturunan yang dapat menyebabkan terjadinya defisiensi insulin misal hipertensi, jantung.
·         Riwayat Psikososial
            Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi yang dialami penderita sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga terhadap penyakit penderita.
·           Pemeriksaan Fisik
ü  Status Kesehatan Umum
            Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat badan dan tanda – tanda vital.
·         Kepala dan Leher
            Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher, telinga kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran, lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah, apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa mata keruh.
·         Sistem Integumen
            Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka, kelembaban dan shu kulit di daerah  sekitar ulkus dan gangren, kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
·         Sistem Pernafasan
Ø  Penatalaksanaan Perawatan
      Assesment
      Pengkajian ini meliputi obyektif dan subyektif.
1.    Data subyektif meliputi :
ü  Nyeri yang sangat pada daerah perut.
2.    Data obyektif meliputi :
ü  Napas dangkal
ü  Tensi turun
ü  Nadi lebih cepat
ü  Abdomen tegang
ü  Defense muskuler positif
ü  Berkeringat
ü  Bunyi usus hilang
ü  Pekak hati hilang
2.    Diagnosa Keperawatan
1.    Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan iskemik jaringan.
2.    Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan rasa nyeri pada luka.
3.    Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.
4.    Ganguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada luka.
5.    Nyeri akut akibat fraktur panggul.
6.    Nyeri kronis akibat arthritis.
7.    Gangguan mobilitas akibat nyeri pada ekstrimitas.
8.    Kurangnya perawatan diri akibat ketidakmampuan menggerakkan tangan yang disebabkan oleh nyeri persendian.
9.    Cemas akibat ancaman peningkatan nyeri.
3.    Perencanaan (Intervensi Keperawatan)
Tahapan ini disebut perencanaan keperawatan yang meliputi penentuan prioritas, diagnosa keperawatan, menetapkan sasaran dan tujuan, menetapkan kriteria evaluasi dan merumuskan intervensi dan aktivitas keperawatan.
1.    Kaji nyeri klien & karakteristiknya tiap 2 jam dan 30 menit setelah manajemen nyeri.
2.    Hindari faktor yang menimbulkan nyeri (seperti: bladder penuh, posisi yang tidak nyaman, lingkungan yang tidak mendukung, bising, isolasi sosial).
3.    Ajak klien untuk menentukan teknik mana yang dipilih.
4.    Memodifikasi stimulus nyeri (Manajemen nyeri).
5.    Bantu dalam pemberian analgesik dan obat-obat tambahan / kombinasi.
6.    Rencanakan periode istirahat diantara aktivitas.
7.    Yakinkan ke klien bahwa ada banyak cara untuk mengurangi nyeri.
8.    Bantu klien napas dalam, relaksasi otot.
9.    Berikan kompres hangat / dingin.
10. Masase dengan perlahan area nyeri yang berlawanan.
  Intervensi secara rinci :
1)    Diagnosa no. 1 : Ganguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan iskemik jaringan.
Tujuan : rasa nyeri hilang/berkurang
Kriteria Hasil : 
a)    Penderita secara verbal mengatakan nyeri berkurang/hilang .
b)    Penderita dapat melakukan metode atau tindakan untuk mengatasi atau mengurangi nyeri .
c)    Pergerakan penderita bertambah luas.
d)    Tidak ada keringat dingin, tanda vital dalam batas normal.( S : 36 – 37,5 0C, N: 60 – 80 x /menit, T : 100 – 130 mmHg, RR : 18 – 20 x /menit ).
Intervensi (Rencana Tindakan)
Rasional
1.  Kaji tingkat, frekuensi, dan reaksi nyeri yang dialami pasien.
1.  Untuk mengetahui berapa berat nyeri yang dialami pasien.
2.  Jelaskan pada pasien tentang sebab-sebab timbulnya nyeri.
                              
2.  Pemahaman pasien tentang penyebab nyeri yang terjadi akan mengurangi ketegangan pasien dan memudahkan pasien untuk diajak bekerjasama dalam melakukan tindakan.
3.  Ciptakan lingkungan yang tenang.
3.  Rangsangan yang berlebihan dari lingkungan akan memperberat rasa nyeri.
4.  Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.
4.    Teknik distraksi dan relaksasi dapat mengurangi rasa nyeri yang dirasakan pasien.
5.  Atur posisi pasien senyaman mungkin sesuai keinginan pasien.
5.  Posisi yang nyaman akan membantu memberikan kesempatan pada otot untuk relaksasi seoptimal mungkin.
6.  Lakukan massase dan kompres luka dengan BWC saat rawat luka.
6.  Massase dapat meningkatkan vaskulerisasi dan pengeluaran pus sedangkan BWC sebagai desinfektan yang dapat memberikan rasa nyaman.
7.  Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik.
7.  Obat–obat analgesik dapat membantu mengurangi nyeri pasien.
2.    Diagnosa no. 2 : Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan rasa nyeri pada luka.
Tujuan : Pasien dapat mencapai tingkat kemampuan aktivitas yang optimal.
Kriteria Hasil : 
  •   Pergerakan paien bertambah luas
  •   Pasien dapat melaksanakan aktivitas sesuai dengan kemampuan (duduk, berdiri, berjalan).
  •   Rasa nyeri berkurang.
  •   Pasien dapat memenuhi kebutuhan sendiri secara bertahap sesuai dengan kemampuan.
Intervensi (Rencana Tindakan)
Rasional
1.  Kaji dan identifikasi tingkat kekuatan otot pada kaki pasien.
1.  Untuk mengetahui derajat  kekuatan otot-otot  kaki pasien.
2.  Beri penjelasan tentang pentingnya melakukan aktivitas untuk menjaga kadar gula darah dalam keadaan normal.
2.  Pasien mengerti pentingnya aktivitas sehingga dapat kooperatif dalam tindakan keperawatan.
3.  Anjurkan pasien untuk menggerakkan/mengangkat ekstrimitas bawah sesui kemampuan.
3.  Untuk melatih otot – otot kaki sehingg berfungsi dengan baik.
4.  Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya.
4.  Agar kebutuhan pasien tetap dapat terpenuhi.
5.  Kerja sama dengan tim kesehatan lain : dokter (pemberian analgesik) dan tenaga fisioterapi.
5.  Analgesik dapat membantu mengurangi rasa nyeri, fisioterapi untuk melatih pasien melakukan aktivitas secara bertahap dan benar.
3.    Diagnosa no. 3 : Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.
Tujuan : rasa cemas berkurang/hilang.
Kriteria Hasil : 
a)    Pasien dapat mengidentifikasikan sebab kecemasan.
b)    Emosi stabil, pasien tenang.
c)    Istirahat cukup.
Intervensi (Rencana Tindakan)
Rasional
1.  Kaji tingkat kecemasan yang dialami oleh pasien.
1.  Untuk menentukan tingkat kecemasan yang dialami pasien sehingga perawat bisa memberikan intervensi yang cepat dan tepat.
2.  Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan rasa cemasnya.
2.  Dapat meringankan beban pikiran pasien.
3.  Gunakan komunikasi terapeutik.
3.  Agar terbina rasa saling percaya antar perawat-pasien sehingga pasien kooperatif dalam tindakan keperawatan.
4.  Beri informasi yang akurat tentang proses penyakit dan anjurkan pasien untuk ikut serta dalam tindakan keperawatan.
4.  Informasi yang akurat tentang penyakitnya dan keikutsertaan pasien dalam melakukan tindakan dapat mengurangi beban pikiran pasien.
5.  Berikan keyakinan pada pasien bahwa perawat, dokter, dan tim kesehatan lain selalu berusaha memberikan pertolongan yang terbaik dan seoptimal mungkin.
5.  Rasional : Sikap positif dari timkesehatan akan membantu menurunkan kecemasan yang dirasakan pasien.
6.  Berikan kesempatan pada keluarga untuk mendampingi pasien secara   bergantian.
6.  Pasien akan merasa lebih tenang bila ada anggota keluarga yang menunggu.
7.  Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman.
7.  Lingkungan yang tenang dan nyaman dapat membantu mengurangi rasa cemas pasien.
4.    Diagnosa no.4 : Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada luka.
Tujuan : Gangguan pola tidur pasien akan teratasi.
Kriteria hasil :
a)    Pasien mudah tidur dalam waktu 30 – 40 menit.
b)    Pasien tenang dan wajah segar.
c)    Pasien mengungkapkan dapat beristirahat dengan cukup.
Intervensi (Rencana Tindakan)
                     Rasional
1.  Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang.
1.    Lingkungan yang nyaman dapat membantu meningkatkan tidur/istirahat.
2.  Kaji tentang kebiasaan tidur pasien di rumah.
2.    Mengetahui perubahan dari hal-hal yang merupakan kebiasaan pasien ketika tidur akan mempengaruhi pola tidur pasien.
3.  Kaji adanya faktor penyebab gangguan pola tidur yang lain seperti cemas, efek obat-obatan dan suasana ramai.
3.    Mengetahui faktor penyebab gangguan pola tidur yang lain dialami dan dirasakan pasien.
4.  Anjurkan pasien untuk menggunakan pengantar tidur dan teknik  relaksasi.
4.    Pengantar tidur akan memudahkan pasien dalam jatuh dalam tidur, teknik relaksasi akan mengurangi ketegangan dan rasa nyeri.
5.  Kaji tanda-tanda kurangnya  pemenuhan kebutuhan tidur pasien.
5.    Untuk mengetahui terpenuhi atau tidaknya kebutuhan tidur pasien akibat gangguan pola tidur sehingga dapat diambil tindakan yang tepat.
Ø  Perencanaan keperawatan lain :
     Mengurangi / membatasi faktor-faktor yang menambah nyeri.
      Menggunakan berbagai teknik noninvasif untuk memodifikasi nyeri yang dialami.
      Menggunakan cara-cara untuk mengurangi nyeri yang optimal, seperti memberikan analgesik sesuai dengan program yang ditentukan.
Ø  Tindakan keperawatan (intevensi keperawatan) pre operatif :
1.    Pertahankan pasien untuk bedrest sampai diagnosa benar-benar sudah ditegakkan.
2.    Tidak memberikan apapun melaui mulut dan beritahukan pasien untuk tidak makan dan minum.
3.    Monitoring cairan intra vena bila diberikan.
4.    Mencatat intake dan output.
5.    Posisi pasien seenak mungkin.
6.    Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan.
7.    Ajarkan pasien hal-hal yang perlu dilakukan setelah operasi selesai.
8.    Monitoring tanda-tanda vital.
4.    Pelaksanaan (Implementasi Keperawatan)
Pelaksanaan adalah tahap pelaksananan terhadap rencana tindakan keperawatan yang telah ditetapkan untuk perawat bersama pasien. Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi, disamping itu juga dibutuhkan ketrampilan interpersonal, intelektual, teknikal yang dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi  yang tepat dengan  selalu memperhatikan keamanan fisik dan psikologis. Setelah selesai implementasi, dilakukan dokumentasi yang meliputi intervensi yang sudah dilakukan dan bagaimana respon pasien.
Ø  Tindakan keperawatannya meliputi :
a)    Monitor kesadaran, tanda-tanda vital, CVP, intake dan output.
b)    Observasi dan catat sifat darai drain (warna, jumlah) drainage.
c)    Dalam mengatur dan menggerakan posisi pasien harus hati-hati, jangan sampai drain tercabut.
d)    Perawatan luka operasi secara steril.
5.    Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan. Kegiatan evaluasi ini adalah membandingkan hasil yang telah dicapai setelah implementasi keperawatan dengan tujuan yang diharapkan dalam perencanaan.
Bentuk evaluasinya antara lain :
  1. Menilai kemampuan dalam merespon rangsangan nyeri.
  2. Koping klien efektif.
  3. Klien mampu melakukan ADL.
Perawat mempunyai tiga alternatif dalam menentukan sejauh mana tujuan tercapai:
§  Berhasil : prilaku pasien sesuai pernyatan tujuan dalam waktu atau tanggal yang ditetapkan di tujuan.
§  Tercapai sebagian : pasien menunujukan prilaku tetapi tidak sebaik yang ditentukan dalam pernyataan tujuan.
§  Belum tercapai. : pasien tidak mampu sama sekali menunjukkan prilaku yang diharapakan sesuai dengan pernyataan tujuan.
1.    Tanda-tanda peritonitis menghilang yang meliputi :
     Suhu tubuh normal
     Nada normal
     Perut tidak kembung
     Peristaltik usus normal
     Flatus positif
     Bowel movement positif
2.  Pasien terbebas dari rasa sakit dan dapat melakukan aktifitas.
3.  Pasien terbebas dari adanya komplikasi.
4.  Pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dan mengembalikan pola makan dan minum seperti biasa.
5.  Luka operasi baik.
Ø  Kriteria Evaluasi
Hasil yang diharapkan setelah perawatan pasien, meliputi;
1.    Tidak timbul nyeri luka selama penyembuhan.
2.    Luka insisi normal tanpa infeksi.
3.    Tidak timbul komplikasi.
4.    Pola eliminasi lancar.
5.    Pasien tetap dalam tingkat optimal tanpa cacat.
6.    Kehilangan berat badan minimal atau tetap normal.
7.    Sebelum pulang, pasien mengetahui tentang :
     Pengobatan lanjutan.
     Jenis obat yang diberikan.
     Diet.
     Batas kegiatan dan rencana kegiatan di rumah.
Ø  Hasil yang diharapkan
- Pasien akan tetap merasa nyaman.
- Pasien akan tetap mempertahankan kesterilan lukanya.
Pasien akan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.